Perpustakaan
Mei 06, 2016
Ide dari mana dan bagaimana awalnya lupa, dulu saat masih sekolah dasar aku membuat perpustakaan haha. Jangan dibayangkan perpustakaan kampus atau perpustakaan kota ya. Ya kali. Cuma kecil dan seadanya, mengambil bagian kursi ruang tamu rumah yang dijadikan rak tempat buku. Bukunya juga cuma buku cerita, tidak banyak hanya belasan.
Pengunjungnya teman-teman tetangga yang seumuran. Kalau dibaca ditempat gratis, kalau dibawa pulang sehari Rp100,-. Aku sendiri yang menjadi petugasnya. Buka tiap pulang sekolah. Masih ingat, sewaktu sedang jaga, Bapak dan Ibu ya hanya lewat-lewat aja.
Tapi, bentuk dukungan Bapak adalah dengan membuatkan plang perpustakaan dari bekas undangan nikah tetangga, diberi tulisan "Perpustakaan AVIVA" dan ada slot untuk tempat tanda BUKA atau TUTUP. Kemudian ditempel di teras depan. Nama perpustakaan itu singkatan dari Aji (nama bapak), eVI (nama ibu) dan eVa (namaku).
Wah cerdasnya.
Bertahan berapa lama aku lupa, yang jelas saat ulang tahun kado yang didapatkan mayoritas adalah buku cerita, "buat nambah koleksi perpus" kata Bulik. Kalau dari cerita ini kelihatannya kutu buku banget gitu ya dari kecil? Padahal dulu lebih suka lihat gambarnya daripada baca, kayaknya sampai sekarang juga begitu.
Seru ya dulu, mau ngapain aja bisa sepertinya.
Sekarang sudah semakin besar, mau ngapa-ngapain mikir dulu.
Selamat mikir.
2 komentar
waaah hebat sekali mbanyaaaaa!!!!
BalasHapusmbaknya jangan mikir makannyaaa
icik ye komen komen wkwk
HapusCatatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.