Beranda Indonesia di Perbatasan

Desember 28, 2013


Sepertinya kebanyakan orang sudah pada tau bagaimana kondisi wilayah perbatasan yang merupakan beranda atau wajah Indonesia di muka negara tetangga. Banyak media yang sering menyoroti hal ini. Wilayah perbatasan seringkali "terlupakan" dan tidak mendapat perhatian serta tidak tersentuh aparatur negara. Padahal disisi yang lain, banyak daerah sedang giat melakukan pembangunan ini itu bikin ini bikin itu, tapi gimana kabarnya sama wilayah perbatasan? Sedih juga liatnya, meskipun terletak di wilayah perbatasan tapi tetap bagian dari negara Indonesia kan? 

Contohnya adalah Malinau.
Malinau adalah sebuah kota exotic di Hulu Kalimantan Timur, Indonesia. Perjalanan dari Tarakan 3 jam naik speedboat ke hulu sungai, berpenduduk kurang lebih 70 ribu jiwa dengan kepadatan 1 jiwa/5 km. Luas wilayah Kabupaten Malinau sebesar 42.620,70 km2 dengan persentase 17,38 persen dari luas wilayah Kalimantan Timur. 
Jadi, sempet ada aksi protes jeritan hati dari warga Malinau (warga Kecamatan Kayan Hilir, Kayan Hulu dan Kayan Selatan), mereka mengancam akan memindahkan pato-patok batas negara agar lebih menjorok ke wilayah Indonesia. Kalo hal ini beneran kejadian, artinya wilayah Malaysia akan makin luas. Mereka ngelakuin ini ya karena sebagai bentuk protes merasa kurang diperhatikan oleh pemerintah pusat selama ini, dalam hal infrastruktur dan juga pemenuhan kebutuhan pokok. 

Mereka lebih sering beli kebutuhan pokok punya Malaysia. Kenapa? Karena akses menuju Malaysia untuk membeli bahan-bahan pokok tersebut lebih mudah daripada beli di Indonesia. Jalanan di Malaysia sangat diperhatikan oleh pemerintah Malaysia. Walaupun tidak di aspal, minimal rata dan bersih begitu juga pemukiman penduduknya yang tertata. 

Jalan di Malinau

Hal yang sangat miris adalah warga di sana beli gas elpiji punya Malaysia. Padahal di Bontang, Kaltim ada pengolahan pabrik gas elpiji terbesar di Indonesia yang kualitasnya udah top bgt! Karena udah di impor ke Korea, Jepang dan Taiwan. Bayangkaaaaan sodara-sodara.... Mereka lebih milih beli gas elpiji Malaysia ya karena lebih mudah didapatkan, ibaratnya tinggal beli aja, nyebrang ke tetangga. Fiuh....

"Ah, Indonesia memang sudah merdeka. Tapi kami ini, lihatlah...."


Selain Malinau, ada juga Entikong.
Entikong adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Indonesia. Memiliki jalur perbatasan darat dengan negara Malaysia khususnya Serawak sehingga jalur darat sering disebut jalur sutera karena bisa dilewati langsung oleh bus baik dari Indonesia maupun dari Malaysia tanpa harus menyebrangi sungai maupun laut, oleh sebab itu banyak TKI yang berasal dari Jawa, Sumatera menggunakan jalur perbatasan Entikong.


Rasanya tidak ada pejabat yang tidak pernah mampir ke Entikong. Tapi, tak juga ada kemajuan di daerah ini. Cuma malaikat yang belum mampir ke Entikong.” –Warga Entikong

Pembangunan di Entikong gak beda jauh sama Malinau. Sama-sama tidak diperhatikan. Entikong juga menanti kemajuan pendidikan di daerahnya. Ada satu guru yang harus mengajar 111 siswa SD. 73 siswa di sekolah itu belajar teori teknologi informasi dan komunikasi. Namun, siswa tidak pernah melihat komputer. Aliran listrik pun belum dinikmati warga. Sekolah ini cuma punya satu peta Kalimantan Barat dan bola dunia.

Sekolah di Entikong

Sekolah di Serawak

Jadi kurang lebih begitulah potret perbatasan kita. Semoga bisa berubah menjadi lebih baik lagi oleh kami generasi penerus  bangsa. Amin Ya Rabbal 'Alamin.


Salam dari Yogyakarta,
:)


Terimakasih,


You Might Also Like

0 komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.