Agustus 05, 2019


Akhirnya kami trip lagi setelah Bromo tahun lalu yang belum aku tulis juga hahaha. Senang dapet tike murah, kurang lebih 600ribu sekian PP dengan rute perjalanan kami yaitu Singapore - Malaka - Kuala Lumpur.

Singapore seharian, malamnya ke Malaka naik bus yang dibeli dari .... (lupa) online. Lalu cetak tiketnya di pull busnya di Golden Mile Tower dekat Kampong Glam. Jam 21.45 kita udah naik bus menuju Malaka. Sampai di Malaka jam 03.00 di terminalnya. Menuju ke pusat kota Malaka kurang lebih 5 km bisa pakai Grab.

Jalan-jalan di Malaka seharian, malam ke Kuala Lumpur beli bus online lagi kemudian menuju terminal Malaka Central untuk cetak tiket lalu naik bus ke Kuala Lumpur jam 5 sore.

Sampai di Kuala Lumpur jam 18.30an di TBS (Terminal Bersepadu Selatan). Nginep semalem di KL dan besokannya menuju Sepang ke bandara, tadinya mau nunggu sampe tiket pagi di bandara tapi jompolah jadinya ke hotel lagi cari yang mureh. Sampe Sepang dijemput grab, eh drivernya cerita besok ada motoGP yang kelasnya Valentino Rossi tiketnya cuma 250rb rupiah. Pengen banget tapi ya gabisa haha bubar, jadinya tetep pulang. 

Aduh kisah trip ini panjang sebetulnya. Penuh kerandoman, termasuk paling epic tiba-tiba memutuskan ke Malaka, hmm heran ya dari Jaksel ke Depok aja mikir-mikir. 
Trip orang-orang pemalas nan santuy yang bangun selalu jam 10 pagi, ngga ada ambisiusnya sama sekali yang penting makan dan tidur cukup hahahaha

25

Mei 13, 2019


Selamat ulang tahun yang ke-25.
Aku dapat cake! Dan masih ada orang-orang tulus mendoakan. 

Oh, kata Bapak semakin kita tua, pertemanan itu seperti segitiga yang kalau dilihat dari bawah itu lebar dan semakin ke atas semakin mengerucut. 

Artinya? Semakin sedikit teman kita karena terliminasi hukum alam haha apasih ya. Tapi menurutku bisa kok tetap seperti bentuk segitiga di bagian bawah yang lebar. Karena bukan soal siapa yang stay aja, tapi soal bagaimana diri kita dan si teman saling memelihara dan effort atas suatu pertemanan ditengah kesibukan, jarak dan waktu. Selalu bersedia menjadi support system. 

Oke, sekarang bahas hubungan dengan diriku sendiri. Wow hubungan seperti apakah ituyh?!
Usia 25 ini aku merasa ulang tahun yang cukup spesial. Ya karena 25, ya 25, wow 25! 
Ternyata perasaan itu membawa diri ini jadi berkontemplasi besar-besaran, wazik, bengong di beberapa momen hari ini mikirin aku ini siapa, sudah ngapain aja dan mau ngapain lagi. 

Tapi sebelumnya, terimakasih ya untuk diriku ini yang selalu mau berusaha untuk mikir positif, selalu takut kehilangan rasa syukur dan mau mencoba memahami bahwa semua yang terjadi mau buruk ataupun baik pasti selalu ada pesan yang bisa kita ambil. Meski, kadang perlu loading dulu, mewek dulu hahaha bocyah!

Terimakasih sudah jadi pribadi yang suka nyeletuk kalimat asbun yang kadang orang lain nggak kepikiran dan bikin ketawa haha pede juga anda pe.

Sudah mau push diri sendiri untuk menolak "males ah ngga ada temennya" tiap mau gabung kegiatan sosial, padahal aku suka tapi mageran. Bisa juga tuh kamu tiba-tiba dateng tanpa ada yang kenal, lalu kenalan sama orang baru, memulai percakapan, belajar hal baru bareng-bareng, semata-mata cuma pengen supaya diri ini bisa memberi apa yang bisa aku beri, however big or small. 

Terimakasih ya sudah berani mengutarakan dan menerima perasaan marah, gak suka, kecewa lalu bisa pelan-pelan mengelolanya.

Aku senang atas diriku yang tidak mau menganggap remeh atas apapun yang orang lain lakukan karena setiap orang punya peran masing-masing di dunia ini.
Terimakasih juga ya sudah mau ingat untuk berbagi bahwa tidak semua harta kita adalah milik kita. 

Semoga diri ini menjadi semakin baik dan matang dari pemikiran hingga perbuatan.



“Will I be something?
Am I something?
And the answer comes:
You already are.
You always were.
And you still have time to be.”


― Anis Mojgani

Teman Tuli dan Bahasa Isyarat

April 14, 2019

Hari ini aku mengikuti kelas bahasa isyarat. Alasan ikut karena belum pernah aja.
Kita belajar bahasa isyarat tentang huruf abjad, angka, percakapan sehari-hari, ucapan selamat pagi-malam, kata kerja, binatang sampai warna. Oh iya kita juga main tebak kalimat yang berantai gitulooh. Seru banget, semoga aku inget terus yang diajarkan.

Beberapa hal yang perlu kita ketahui adalah:
- Mereka lebih nyaman disebut sebagai Teman Tuli bukan Tuna Rungu
- Bahasa isyarat tiap daerah berbeda
- Jangan pernah tanya "kamu ga bisa ngomong ya? tapi " kamu berkomunikasi dengan cara apa?"
- Gerakan mulut yang jelas, tatapan mata dan ekspresi sangat membantu untuk saling berkomunikasi dengan mereka


Di akhir, ada seorang teman tuli yang presentasi. Hati aku selalu luluh, sadar betapa indahnya segala sesuatu yang Tuhan beri kepada kita semua umatnya. Segalanya terlihat jadi indah. Adanya teman tuli dan kita yang tidak memiliki keterbatasan fisik pun terlihat begitu indah karena saling melengkapi. Keterbatasannya pun hanya sebatas jadi suatu kata aja, yang nyatanya keterbatasan bukanlah hambatan. Tuhan beri akal agar semuanya bisa berkomunikasi lewat banyak cara, lewat adanya bahasa isyarat, tatapan mata, gerakan mulut, hingga ekspresi. 

April 04, 2019


express if you care to those who are important to you, no need to be ashamed of

Begini...

April 03, 2019

Sebetulnya nggak tau mau nulis apa, yasudah kita lanjut saja ya kemana jari ini akan ngoceh hehe. Ah aku tau! (setelah menatap kosong)

Jadi gini, suatu hari temanku nyeletuk "gua takut deh kalo nikah nanti akan tinggal dimana, rumah sekarang harganya mahal-mahal". Mendengarnya aku agak terkejut terheran-heran.
Katanya, menjadi dewasa itu mampu menganggap hal baru adalah sesuatu yang exciting dan pasti ada solusinya meski terkadang berat. Kalau boleh pilih, nggak mau deh harus make a big decision. Tapi, adulthood is a part of life and you will not be able to escape. Jadi hadapi. Wedeh. 

Oke kita lihat contoh lain dengan case yang serupa. 

Temanku yang lain berencana menikah dalam waktu dekat. Saat kutanya nanti akan tinggal dimana? "Oh iya aku udah survey beberapa kosan pasutri sih rencananya mau ngekos" That sounds like nothing is hard in this world, right? 

Terkadang kita emang perlu membuka diri untuk sekedar ngobrol sama macem-macem orang. Terkadang dari kisah-kisahnya kita juga jadi belajar. 

The idea of marriage is really something wonderfull. Dua orang bisa mengimbangi "keanehan" kita, mau untuk saling deal dengan kekurangan  masing-masing, oh iya nggak cuma pribadi pasangannya, tapi juga a whole her/his family. Aku nggak banyak punya teman dari yang usianya lebih tua sih jujur haha ansos. Jadi baru akhir-akhir ini undangan berdatangan dari teman-teman yang seumuran. Setiap mendengar berita pernikahan, point of view ku jadi melankolis, jadi super happy banget meski mereka kadang bukan teman dekatku. Oh sekaligus wondering sendiri how does it feel to meet the one? Pasti saling nyambung banget ya, soalnya mau ngapain lagi sampai tua kalo nggak ngobrol, cari solusi dan diskusi banyak hal.

Lalu inti dari tulisan ini apa ya? 
Hehe nggak ada, ya pokoknya semua ada solusinya. Asal jagoan komunikasinya, mau saling mendengarkan, mengerti dan kompromi. Aduh tua banget omongan ku. 

Maret 15, 2019



Seperti yang biasa kau lakukan
Di tengah perbincangan kita

Tiba-tiba kau terdiam
Sementara 'ku sibuk menerka
Apa yang ada di pikiranmu

Sesungguhnya berbicara denganmu
Tentang segala hal yang bukan tentang kita

Mungkin tentang ikan paus di laut
Atau mungkin tentang bunga padi di sawah

Sungguh bicara denganmu
Tentang segala hal yang bukan tentang kita
Selalu bisa membuat semua lebih bersahaja

Malam jangan berlalu
Jangan datang dulu terang

Telah lama kutunggu
Ku ingin berdua denganmu
Biar pagi datang
Setelah aku memanggil
Terang
Aih! Pencuri kau, terang


-Mari Bercerita (Payung Teduh)

Maret 01, 2019